Jumat, 09 November 2018

Hujan dan Sepi

Kembali ku rasakan dingin menyapa lembut tubuhku. Membelai dengan riang, seperti menyambut kedatangan kawan lama.

Sepi adalah sahabatku, kala tak ada yang bisa ku ajak bercerita. Aku hanya diam didalam sepi sambil sesekali menggosokan kedua tangan, karna dingin tidak pernah beranjak dari sini.

Sebulan lalu ku telah melupakan sepi dan mulai berbagi cerita dengan seseorang spesial.

dia mengenalkanku pada hangat. Sudah menjadi rutinitasku mendengar gelak tawa khasnya di telpon juga perbincangan tak penting kita.

Dia menjadi satu satunya daftar favorit dalam ponselku,
juga menjadi sebab senyum-senyum sendiriku.

Tapi nyatanya hangat hanya sementara...

Kala tau bukan hanya aku yang dia inginkan, dia mempunyai sejumlah daftar favorit di ponselnya.
Dan aku, hanya menjadi salah satu dari sekian banyak daftar itu.

Hal itu membuat harapan ku retak menjadi pecahan tangisan yang keluar dari mataku sendiri.

Mungkin aku harus berteman lagi dengan sepi juga dingin.
Walau kadang, dingin tidak pernah baik dalam hal berteman.

Thanks :)

Kamis, 25 Januari 2018

Hujan di Januari

Kicauan burung pagi dan gemericik tetes air hujan menambahh sejuk udara pagi ini.
Dingin udara membuat aku harus menarik selimut dan menutup rapat-rapat tubuhku.

Hujan Januari, menambah sendu awal tahun ini.
Sama, perasaan ku juga sendu.
Sejak awal tahun, air mataku mulai terus menetes saat kamu memilih pergi dan membungkus rapat kenangan tentang kita.
Menggantinya dengan kenangan baru.
Sesak, disini aku tenggelam dengan air yang aku buat sendiri. 

Pada hujan di bulan Januari, aku selalu memohon agar dia mendatangkan kamu kembali.
Dan menghentikan hujan pada mataku yang mulai membengkak.
Aku ingin kamu datang dan memelukku seperti yang kamu lakukan pada akhir bulan September.
Seperti tidak ingin sesuatu membuatku menangis.

Tapi kini sesuatu yang menyebabkan tangisan itu pecah adalah kamu.
Kamu membuat musim hujan terus datang, kala aku tau kamu lebih mementingkannya.
Pada hujan di bulan Januari, aku cemburu pada setiap tetes rintiknya yang bisa menyentuh kamu lebih dekat dibanding tanganku.

Aku menulis ini di pagi hari kala hujan turun,
dan aku tidak tau apakah kamu sudah bangun?
Karna dulu saat semuanya baik-baik saja,
aku selalu tau keadaan mu dan aktifitas mu.
Aku rindu..