Senin, 02 November 2020

Aku ingin terus bersamamu, berbagi canda tawa nyata.
Kita sama sakit dan menderita, dunia tidak pernah baik dalam cerita kita.
Kita sama lumpuh dan tak bisa bergerak. Ku seka air mataku lagi..
Kita sama sakit dan menderita, tapi kamulah tempatku bersandar dan mengadu akan orang-orang yang tidak pernah baik dengan kita.

Coba lihat, seberapa jauh kita bertahan.
Meski lelah dan ingin berhenti, tapi aku tidak meninggalkanmu disini.

Tiap malam kau bangun, meminta kepada sang pencipta
Isak tangis air matamu melebur dalam doa-doa yang kau panjatkan.

Aku bersyukur, tuhan memberi apa yang kubutuh.
Memberi bidadari, yang tidak pernah patah semangat menjalani hidup yang tidak pernah baik.

Meski aku masih tidak mengerti bagaimana mencintai bidadariku.
Tapi dia selalu melakukan yang terbaik untuk membahagiakan aku, dan kita.

Seandainya bukan dia yang tuhan titipkan, masihkah aku merasa bersyukur?


Jakarta, 2 nov 2020
how much i love you bu..

Jumat, 06 Desember 2019

Bandung

Untuk dia si keras kepala,

Sudah dua tahun aku tutup rapat,
tidak menginginkan ada yang benar menetap.
Karna bosan rasanya,
melihat alur hubungan percintaan yang itu-itu saja.
Banyak yang datang,
tapi tak pernah benar-benar ku ijinkan tetap.

Sampai satu hari dia menggoda, merayu dengan jurus yang tak ku tau namanya.
hari ke hari ia semakin lihai menarik hati.

Lebih dari satu orang nyata ada didekat ku,
tapi hatiku di renggut oleh satu orang khayal yang tidak pernah ku jumpai.

Ia pencemburu akut, sedang aku si mahir pembuat masalah.

Hubungan kami tidak berjalan dengan baik,
makin lama masalah semakin tak terselesaikan.
Ada banyak hal yang bisa diributkan.

Bulan ketiga menjadi awal yang berat,
tiap malam hujan datang menggenang di pelupuk mata.

Kita ingin ini kembali indah,
tapi tidak tahu apa yang harus diperbaiki.
Terlalu banyak masalah yang tak terselesaikan.

Jarak menjadi penghalang,
dan kita sama sekali tidak berusaha untuk menempuh jarak.
Kita diam pasrah di halang oleh jarak.

Mungkin memang harus berakhir,
dari pada bersama hanya untuk menyakiti satu sama lain.

Untuk dia si keras kepala,
terimakasih.

Bandung 2


Jatuh cinta tak selalu hadir lewat tatap mata,
kadang ia hadir tidak sengaja lewat percakapan konyol tak terencana..

Kalo bisa menepis kata hati waktu itu,
mungkin aku tidak akan pernah merasakan rasa cinta dan sakit sekonyol ini.
Bukannya menyesal telah jatuh cinta kepada dia yang tidak pernah ku jumpai,
tapi menyesal karna telah menjadi orang yang membosankan untuknya.

Rasanya ingin bergegas menemuinya, dan berkata semua bisa diperbaiki.
Tapi untuk apa? bila rasanya sudah terkikis padam oleh waktu..

Aku hanya pandai membuat masalah, dan kau marah.
Tidak ada waktu untuk saling membenahi apa yang rusak.

Sekarang ku relakan kau pergi, membawa semua kepingan memori masalalu.
Bawa juga semua janji "akan" ke jakarta mu, dan semua mimpi-mimpi tinggal seatap.


Jumat, 09 November 2018

Hujan dan Sepi

Kembali ku rasakan dingin menyapa lembut tubuhku. Membelai dengan riang, seperti menyambut kedatangan kawan lama.

Sepi adalah sahabatku, kala tak ada yang bisa ku ajak bercerita. Aku hanya diam didalam sepi sambil sesekali menggosokan kedua tangan, karna dingin tidak pernah beranjak dari sini.

Sebulan lalu ku telah melupakan sepi dan mulai berbagi cerita dengan seseorang spesial.

dia mengenalkanku pada hangat. Sudah menjadi rutinitasku mendengar gelak tawa khasnya di telpon juga perbincangan tak penting kita.

Dia menjadi satu satunya daftar favorit dalam ponselku,
juga menjadi sebab senyum-senyum sendiriku.

Tapi nyatanya hangat hanya sementara...

Kala tau bukan hanya aku yang dia inginkan, dia mempunyai sejumlah daftar favorit di ponselnya.
Dan aku, hanya menjadi salah satu dari sekian banyak daftar itu.

Hal itu membuat harapan ku retak menjadi pecahan tangisan yang keluar dari mataku sendiri.

Mungkin aku harus berteman lagi dengan sepi juga dingin.
Walau kadang, dingin tidak pernah baik dalam hal berteman.

Thanks :)

Kamis, 25 Januari 2018

Hujan di Januari

Kicauan burung pagi dan gemericik tetes air hujan menambahh sejuk udara pagi ini.
Dingin udara membuat aku harus menarik selimut dan menutup rapat-rapat tubuhku.

Hujan Januari, menambah sendu awal tahun ini.
Sama, perasaan ku juga sendu.
Sejak awal tahun, air mataku mulai terus menetes saat kamu memilih pergi dan membungkus rapat kenangan tentang kita.
Menggantinya dengan kenangan baru.
Sesak, disini aku tenggelam dengan air yang aku buat sendiri. 

Pada hujan di bulan Januari, aku selalu memohon agar dia mendatangkan kamu kembali.
Dan menghentikan hujan pada mataku yang mulai membengkak.
Aku ingin kamu datang dan memelukku seperti yang kamu lakukan pada akhir bulan September.
Seperti tidak ingin sesuatu membuatku menangis.

Tapi kini sesuatu yang menyebabkan tangisan itu pecah adalah kamu.
Kamu membuat musim hujan terus datang, kala aku tau kamu lebih mementingkannya.
Pada hujan di bulan Januari, aku cemburu pada setiap tetes rintiknya yang bisa menyentuh kamu lebih dekat dibanding tanganku.

Aku menulis ini di pagi hari kala hujan turun,
dan aku tidak tau apakah kamu sudah bangun?
Karna dulu saat semuanya baik-baik saja,
aku selalu tau keadaan mu dan aktifitas mu.
Aku rindu..

Sabtu, 09 September 2017


Disini

Dia seperti cahaya yang menerangiku
seperti petunjuk yang mengarahkan aku keluar dari gelap

Meski aku sudah tau dia akan pergi
tapi dia tetap seseorang yang aku inginkan..

Dia pernah datang sebelumnya,
saat mentari dihariku bersinar
dia datang dengan senyum merekahnya..

Aku telah jatuh dihari itu,
tapi aku tidak bisa menyentuhnya,
apalagi untuk memilikinya..

Lalu dia hilang..

Ini kedua kalinya dia datang,
aku tetap saja jatuh dan terus memberi kesempatan
berharap dia tidak pergi lagi..

Sekarang aku berada disampingnya,
dia bilang sayang, aku juga..

Ini bukan cerita sederhana
saat berhasil mendapat kan seseorang yang kita inginkan..

Tapi ini lebih rumit dari itu, 
saat kita memilikinya,
tapi kita tidak punya kejelasan apapun dalam hubungan..

*Lynyo*

Kamis, 06 April 2017

Cemburu?

Aku selalu ingin kamu berdiam disini menemani ku menunggu hujan reda,
tapi kau harus pergi untuk memeluknya dalam dingin hujan.

Aku selalu ingin kamu berbagi kebahagian bersamaku,
tapi nyatanya kau sedang berbagi bahagia bersamanya.

Aku selalu ingin, selalu ingin, ingin...

Sesak rasanya saat aku selalu berharap untukmu,
tapi kamu selalu berharap untuknya.

Memang aku bukan sesuatu yang penting dalam hidupmu,
tapi setidaknya aku adalah orang yang selalu mementingkan kamu.
Saat dia sedang diluar dengan yang lain,
saat dia tidak bisa mengusap punggung mu kala kamu bersedih.

Aku selalu cemburu dibalik segala senyum dan tawa.